ERDIKHA MORNING IDEA 10 SEPTEMBER 2021
View PDF
10 Sep 2021

Wall Street Kembali Melemah, Bagaimana Dengan IHSG Hari Ini?

Indeks pada perdagangan kemarin ditutup menguat membentuk pola candle hammer pada level 6068. Ditransaksikan dengan volume yang cukup ramai jika dibandingkan dengan rata-rata volume 5 hari perdagangan. Indeks ditopang oleh sektor Industrials (3.155%), Infrastructures (1.485%), Consumer Non-Cyclical (1.106%), Basic Materials (1.093%), Properties & Real Estate (0.63%), Financials (0.394%), Energy (0.12%), Healthcare (0.085%), kendati dibebani oleh sektor Technology (-0.329%), Consumer Cyclicals (-0.664%), Transportation & Logistic (-0.849%) yang mengalami pelemahan walaupun belum signifikan. Indeks pada hari ini diperkirakan akan bergerak pada range level support 6250 dan level resistance 6093.


Untuk bursa US pada penutupan hari Kamis, Indeks Dow Jones Industrial Average drop 151,7 poin ke 34.879,38. Indeks S&P 500 tertekan 0,46% ke 4.493,28 atau terkoreksi di hari keempat, sedangkan Nasdaq tertekan 0,25% menjadi 15.248,25. Sepanjang pekan berjalan, ketiganya kini terhitung melemah.

Klaim Pengangguran US Kembali Turun Data klaim pengangguran telah rilis, yakni sebesar 310.000 lebih rendah dibandingkan dengan ekspektasi polling Dow Jones sebesar 335.000 serta lebih baik jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya yang mencapai 340.000. Penurunan yang terjadi didorong oleh pembukaan kembali bisnis dan awal tahun ajaran dan terlepas dari risiko yang ditimbulkan oleh kebangkitan COVID-19 yang sedang berlangsung dan kekurangan pasokan tenaga kerja. Tunjangan pengangguran US juga sebelumnya ditingkatkan terutama untuk tunjangan negara bagian reguler dari bantuan pandemi pemerintah yakni sebesar US$ 300 yang akan berakhir pada 6 September 2021 kemarin. Namun, meskipun kembali adanya perbaikan dari data klaim pengangguran ini untuk ketiga indeks utama Bursa US sendiri tercatat terkoreksi.

Pertemuan The Fed di Bulan September Masih Menjadi Perhatian Investor Pada 21-22 Septmber 2021 bank sentral US yakni The Fed akan kembali melakukan rapat yang diperkirakan salah satu agendanya akan membahas terkait pengumuman mengenai langkah-langkah atau skema untuk pengurangan pembelian surat utang dipasar yang selama ini dijalankan dengan nilai US$ 120 miliar per bulan. Hasil dari rapat pada pertemuan September ini akan menjadi salah satu katalis pendorong indeks bursa US dan global termasuk negara-negara berkembang seperti Indonesia karena meskipun diproyeksikan dampak yang ditimbuolkan tidak akan sesignifikan pada tahun 2013 yang saat itu menimbulkan Tantrum karena kurangnya keterbukaan bank sentral terhadap pasar terkait kebijakan, namun tetap saja akan ada respon pasar dari adanya kebijakan Tapering yang akan dilakukan hingga akhir tahun 2021 ini. Sehingga katalis ini menjadi katalis yang diperhatikan oleh investor sejak beberapa bulan lalu.

Penjualan Ritel Indonesia Tekontraksi -2,9% (YoY) Penjualan ritel dibulan juli terkontraksi sebesar 2,9% secara tahunan. Penurunan ini terjadi karena adanya langkah-langkah pembatasan oleh pemerintah yakni PPKM yang diberlakukan di Jawa dan Bali guna meminimalisir serta menurunkan angka kasus harian Covid-19 pada periode Juli. Beberapa pusat perbelanjaan juga belum boleh buka pada periode tersebut, mobilitas terbatas karna aktivitas diluar dibatasi dan diperketat dengan beberapa aturan dan beberapa pegawai juga melakukan work from home (WFH). Penjualan menurun untuk pakaian (-16,0% vs 39,9% di bulan Juni), suku cadang & aksesori otomotif (-13,5% vs 22,8%), barang budaya & rekreasi (-20,0% vs -4,5%), peralatan informasi & komunikasi (-36,4% vs –31,8%), peralatan rumah tangga (-22,3% vs -5,7%). Selain itu, penjualan tumbuh lebih rendah untuk makanan, minuman & tembakau (6,7% vs 7,3%) dan bahan bakar (4,5% vs 47,4%).

BBCA Menjadi Net Foreign Buy Terbanyak Salah satu pendorong kenaikan Indeks domestik yakni adanya akumulasi beli asing yang cukup besar pada saham BBCA yakni sebesar 204,5 miliar yang didorong oleh adanya terkait Stock Split atau pemecahan nilai nominal saham yang akan dilakukan oleh emiten ini. Tujuan dilakukannya aksi korporasi ini yakni agar lebih memudahkan dna mengjangkau investor ritel yang saat ini semakin banyak dan tumbuh signifikan ditengah adanya pandemi Covid-19 yang melanda. Berdasarkan keterbukaan informasi BEI pada 30 Juli 2021 BBCA akan melakukan stock split dengan ratio 1:5. Adapun julah saham sebelum stock split adalah 24,6 miliar saham dan jumlah saham setelah stock split adalah 132,2 miliar saham. Rencana stock spit ini masih akan menunggu hasil keputusan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) yang akan dilaksanakan pada 23 September 2021.






PT. Erdikha Elit Sekuritas | Member of Indonesia Stock Exchange
Gedung Sucaco lt.3 Jalan Kebon Sirih kav.71

Jakarta Pusat 10340, Indonesia

Website : www.erdikha.com